Jumat, 06 November 2009

INFORMASI ASIMETRIS

Incomplete versus Asymmetric Information

Incomplete information terkait dengan uncertainty terjadi dalam imperfect market (monopoly, oligopoli, dan monopolistic competition). Situasi incomplete information dihadapi oleh dunia bisnis pada umumnya.

Sumber uncertainty:

a. Kondisi ekonomi makro

b. Pesaing

c. Perubahan preferensi

d. Perubahan biaya

Reaksi terhadap resiko uncertainty:

a. Risk neutral

· Risiko bersifat tetap

· Marginal utility dari uang tetap

b. Risk lover

· Memilih untuk menyukai risiko

· Marginal Utility dari uang meningkat

c. Risk averter

· Memilih untuk menghindari risiko

· Marginal Utility dari uang menurun

Resiko sering ditunjukkan dengan sebaran kemungkinan hasil suatu keputusan dari rata-ratanya. semakin lebar sebarannya, semakin beresiko. Sebaliknya, semakin sempit sebarannya, semakin tidak berisiko.

Dalam statistik, besarnya resiko dihitung dengan menggunakan rumus:

Contoh: Measuring Risk Probability Distributions

Calculation of Expected Profit

Perhitungan Standar Deviasi
Project A

ri uang menurunoari uang meningkat____________________________________________________________________________________________$70.71

Perhitungan Standar Deviasi
Project B

Dari perhitungan standar deviasi untuk kedua proyek tersebut, maka disimpulkan bahwa proyek B lebih besar resikonya dibandingkan dengan proyek A

Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada grafik berikut:

D:\_Projects\Salvatore Managerial\Version 4\PPT\Fig1302.gif

Asimetric information

Asimetric information terjadi bila salah satu pihak (penjual atau pembeli) dalam transaksi mengetahui informasi lebih banyak ketimbang pihak lainnya. Pihak yang informasinya terbatas memiliki kesulitan utk mengakses informasi yang lengkap ,biasanya rawan kecurangan. Informasi asimetris menimbulkan persoalan tersendiri dalam pengambilan keputusan (penjual atau pembeli).

Dalam bidang ekonomi, asimetri informasi terjadi jika salah satu pihak dari suatu transaksi memiliki informasi lebih banyak atau lebih baik dibandingkan pihak lainnya. Umumnya pihak penjual yang memiliki informasi lebih banyak tentang produk dibandingkan pembeli, meski kondisi sebaliknya mungkin juga terjadi (www.wilkipedia Indonesia).

Contoh situasi dimana penjual memiliki informasi lebih baik ada banyak, termasuk di dalamnya penjual mobil bekas, pialang saham, agen real estate, dan asuransi jiwa.

Kondisi ini pertama kali dijelaskan oleh Kenneth J. Arrow dalam satu artikel yang terkenal di bidang penanganan kesehatan 1963 yang berjudul "Uncertainty and the Welfare Economics of Medical Care," di jurnal American Economic Review.

George Akerlof kemudian menggunakan istilah informasi asimetris dalam karyanya tahun 1970: The Market for Lemons (Pasar Barang Kacangan). Ia menyebutkan bahwa, dalam pasar seperti itu, nilai rata-rata dari komoditi cenderung untuk turun, bahkan untuk barang yang tergolong berkualitas bagus.

Penjual yang tidak berniat baik dapat menipu pembeli dengan cara memberi kesan seakan-akan barang yang dijualnya bagus. Sehingga, banyak pembeli yang menghindari penipuan menolak untuk melakukan transaksi dalam pasar seperti ini, atau menolak mengeluarkan uang besar dalam transaksi tersebut. Sebagai akibatnya, penjual yang benar-benar menjual barang bagus menjadi tidak laku karena hanya dinilai murah oleh pembeli, dan akhirnya pasar akan dipenuhi oleh barang berkualitas buruk.

Persoalan bagi pembeli meliputi:

a. Search Goods, yaitu yg mudah diketahui atributnya dengan melihat tampilan, warna, catalog, dan lain-lain.

b. Experience Goods, yaitu yang hanya dpt diketahui atributnya dengan mencobanya.

c. Credence Goods, yaitu barang yang tidak pernah kita tahu dengan pasti atributnya.

Masalah Utama Informasi Asimetris

Secara umum informasi asimetris menimbulkan 2 masalah utama:

Moral hazard: salah satu pihak dalam transaksi melakukan aksi tersembunyi tanpa diketahui pihak lainnya (setelah transaksi terjadi).

Adverse selection: salah satu pihak tidak memberikan informasi seutuhnya tentang karakteristik sesuatu kepada pihak lain (sebelum transaksi terjadi).

Adverse selection menyebabkan seleksi yang dilakukan menghasilkan orang-orang yang secara ekonomis tidak dikehendaki.

Pembatasan moral hazard dan adverse selection:

Signalling: pihak yang memiliki informasi lebih banyak mengirim informasi tentang karakteristik tersembunyi kepada pihak lainnya.

Screening: pihak yang memiliki informasi terbatas menyeleksi individu-individu berdasar karakteristiknya.

1 komentar: